London : Wanita cantik ternyata tak sekadar kulit yang bagus dan wajah yang menarik. Wanita yang cantik memiliki sedikit hormon kortisol sehingga stresnya berkurang dan secara tak langsung menjadi lebih subur.
Seperti dikutip Dailymail, Kamis (23/5/2013), perempuan yang menarik memiliki jumlah lemak yang pas di tubuhnya, tak berlebihan dan tidak juga kekurangan.
Penelitian terhadap wanita, Latvia menemukan kaitan antara daya tarik wajah wanita dan jumlah kortisol serta lemaknya, tapi tak responsif terhadap infeksi.
"Studi kami menunjukkan daya tarik wajah pada wanita tidak menunjukkan respon kekebalan terhadap hepatitis B, tetapi dikaitkan dengan dua aspek lain dari kesehatan jangka panjang dan kesuburan, kadar hormon stres kortisol dan persentase lemak tubuh yang beredar," kata Dr Markus Rantala, temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Biology Letters.
"Ini mendukung temuan sebelumnya dari wajah laki-laki, yang menunjukkan kortisol berbanding terbalik dengan daya tarik wajah".
Dalam studi terbaru Dr Rantala, dari University of Turku, Finlandia, sebanyak 52 wanita muda dengan usia rata-rata 20 tahun difoto dan meminta 18 mahasiswa laki-laki heteroseksual menilai daya tariknya.
Untuk menguji kekebalan wanita berwajah cantik, peneliti memotret responden dan divaksinasi terhadap hepatitis B dan mengukur jumlah antibodi yang dihasilkan.
"Berbeda pada temuan pria, kamu menemukan, respons imun perempuan tak terkait dengan wajah menarik".
"Hal ini dimungkinkan wajah menarik mengirimkan sinyal berbeda dari pertahanan kekebalan tubuh pada wanita dibandingkan pria. Hal ini masih harus diuji dalam studi masa depan".
sumber
Seperti dikutip Dailymail, Kamis (23/5/2013), perempuan yang menarik memiliki jumlah lemak yang pas di tubuhnya, tak berlebihan dan tidak juga kekurangan.
Penelitian terhadap wanita, Latvia menemukan kaitan antara daya tarik wajah wanita dan jumlah kortisol serta lemaknya, tapi tak responsif terhadap infeksi.
"Studi kami menunjukkan daya tarik wajah pada wanita tidak menunjukkan respon kekebalan terhadap hepatitis B, tetapi dikaitkan dengan dua aspek lain dari kesehatan jangka panjang dan kesuburan, kadar hormon stres kortisol dan persentase lemak tubuh yang beredar," kata Dr Markus Rantala, temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Biology Letters.
"Ini mendukung temuan sebelumnya dari wajah laki-laki, yang menunjukkan kortisol berbanding terbalik dengan daya tarik wajah".
Dalam studi terbaru Dr Rantala, dari University of Turku, Finlandia, sebanyak 52 wanita muda dengan usia rata-rata 20 tahun difoto dan meminta 18 mahasiswa laki-laki heteroseksual menilai daya tariknya.
Untuk menguji kekebalan wanita berwajah cantik, peneliti memotret responden dan divaksinasi terhadap hepatitis B dan mengukur jumlah antibodi yang dihasilkan.
"Berbeda pada temuan pria, kamu menemukan, respons imun perempuan tak terkait dengan wajah menarik".
"Hal ini dimungkinkan wajah menarik mengirimkan sinyal berbeda dari pertahanan kekebalan tubuh pada wanita dibandingkan pria. Hal ini masih harus diuji dalam studi masa depan".
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar