ia akan sia-sia melakukannya. Tetapi, Ogg tetap menyusui bayinya dan dua jam kemudian si bayi hidup kembali.
Keajaiban telah membawa bayi prematur kembali bernafas setelah diperkirakan dua jam meninggal. Sang ibu bayi, Kate Ogg awalnya diminta oleh sang dokter untuk tabah dan memberikan salam perpisahan terakhir. Namun Tuhan berkehendak lain, ia kembali bernafas setelah dua jam tidak memiliki detak jantung dan tidak menangis.
Ajaib, seorang ibu berhasil menghidupkan kembali si bayi yang lahir prematur dan sudah dinyatakan meninggal oleh dokter, setelah mencoba bertahan dengan tetap memeluk dan menyusuinya.
Bayi Kate Ogg lahir dalam usia 27 minggu atau sekitar 7 bulan kurang. Beratnya hanya 1 kilogram. Ia diberi tahu oleh tim medis bahwa bayinya tidak bisa diselamatkan. Namun ia tidak mau melepaskan sang bayi dari pelukannya dan terus memberikannya pelukan.
Dokter memang gagal membantu bayi kecil yang akhirnya di beri nama Jamie itu untuk bernafas. Selama 20 menit mereka tidak bisa membuat bayi itu bernafas dan akhirnya menyatakan sang bayi meninggal.
Kate Ogg, sang ibu itu, melahirkan bayi kembar di sebuah rumah sakit di Sydney, Australia, Maret lalu. Kini, bayi yang diberi nama Emily itu tumbuh sehat, sedangkan kakak kembarnya, Jamie, meninggal saat lahir.
Bagaimana Jamie bisa kembali bernafas? Sang ibu melepaskan pakaian sang bayi dan mendekapnya dalam tubuhnya yang hangat. Setelah itu keajaiban terjadi.
Ketika Kate Ogg berjuang untuk menyelamatkan bayinya, staf medis mengatakan ia akan sia-sia melakukannya. Tetapi, Ogg tetap menyusui bayinya dan dua jam kemudian si bayi hidup kembali.
“Aku mengambil gaun dan meletakkan dia di dada saya, dengan kepalanya di lenganku dan aku memeluknya. Dia tidak bergerak sama sekali,” kenang Ogg, seperti diberitakan The Sun.
Setelah dua jam dipelukan sang ibu, bayi mungil itu menunjukkan adanya detak kehidupan. Si bayi terlihat bernafas. Terlebih setelah Kate sang ibu memberikan tetesan ASI menggunakan jari telunjukknya.
Akhirnya sang bayi bernafas normal. Kemudian dalam beberapa saat kemudian sang bayi membuka matnya dan menggenggam jari sang ibu.
“Ini keajaiban. Bahkan dokter mengaku tidak percaya,” ungkap Kate.
Setelah dipeluk dan mulutnya ditempelkan pada puting sang ibu, si bayi kemudian bergerak-gerak. “Aku merasa dia bergerak seolah-olah ia kaget, kemudian dia mulai terengah-engah, kemudian saya beri ASI melalui jari, baru dia bernafas teratur dan normal,” katanya.
“Aku berpikir, ya Tuhan, apa yang terjadi? Beberapa waktu kemudian ia membuka matanya. Ini sebuah keajaiban,” kenang Ogg pula.
Setelah itu, menurut Ogg, oroknya mengulurkan tangan. “Dia meraih jari saya, kemudian membuka matanya dan menggerakkan kepalanya dari sisi ke sisi. Dokter terus menggeleng berkata, ‘Aku tidak percaya. Aku tidak percaya.’ Tapi itu nyatanya anak saya benar-benar bisa bernafas lagi.”
Dokter kemudian memperkirakan, kehangatan tubuh sang ibu bertindak seperti sebuah inkubator untuk menjaga bayi hangat dan merangsang. Ini memperkuat teori “kanguru” bagaimana cara merawat anak-anak di kantong mereka.
Beberapa ahli percaya, pendekatan kulit bayi ke kulit ibu lebih menguntungkan daripada mengambil bayi yang baru lahir dan meletakkannya di inkubator.
Jamie sekarang tumbuh sehat, berumur lima bulan. Ayahnya, David, mengatakan, “Untungnya aku punya istri yang sangat cerdas. Dia punya insting untuk melakukan apa yang dia ingin lakukan. Jika ia tidak melakukan itu, Jamie mungkin tidak akan berada di sin
sumber